Mungkin sulit untuk kita menentukan pilihan, apalagi ini menyangkut dengan jalan yang akan kita tempuh kedepannya. Inilah kenyataan KRSan, lalu bagaimana?..
Yup, musim liburan mendekati akhir dan ramadhan pun hampir usai. Akhir liburan adalah waktunya galau untuk para mahasiswa. Why? Karena akhir liburan seperti ini adalah saatnya pengumuman Index prestasi dan saatnya pengisian KRS. Deg-degan, resah, bingung mau gimana pasti terjadi di minggu-minggu ini. Pada hari itu Mahasiswa akan dikastakan menjadi empat golongan, termasuk golongan manakah kamu?
Kasta tertinggi : P4T (Persatuan Mahasiswa IP 4 Tepat)
Kasta ini berisikan mahasiswa yang mengerikan, bagaimana tidak, semua nilainya A, A sodara-sodara. Dengan IP yang mengerikan ini mereka dengan leluasa mengambil SKS Maksimum yaitu 24 SKS di semester berikutnya. Biasanya model-model kaya gini lulusnya bakal cepet (3 tahun5 bulan) tapi ngga tau juga habis itu gimana, nasib orang beda-beda man. Yang jelas kaum P4T memiliki kecerdasan kognitif yang luar biasa.
2. Kasta kedua : P3K (Persatuan IP 3 Koma)
Kasta P3K adalah kasta paling aman dan biasanya berisi orang-orang keren (biasane). Orangnya cenderung variatif, ada yang aktif, ada yang pasif, kasta ini terlalu beragam untuk digeneralkan, ada yang positif ada juga yang Cuma ngejar nilai aja. Sama sepeerti P4T, P3K juga bebas melenggang dengan 24 SKS setiap semesternya
3. Kasta ketiga : PMDK (Persatuan Mahasiswa IP Dua Koma)
Kasta ini sering kali diduduki oleh para aktivis dan orang-orang yang punya jam terbang luar biasa di dunia lain. Meski tidak jarang juga pasifer menginjakkan kaki di kasta ini, tapi emang kebanyakan orang-orang di kasta ini kegiatannya ajigile #meski gak bisa dijadikan kambing hitam. Kasta ini terbagi menjadi dua yang pertama (>2,5)bisa ambil 22 SKS dan yang kedua (<2,5 )18 SKS.
4. Kasta Keempat : NASAKOM (Nasib Mahasiswa IP Satu Koma)
Para pemilik kasta ini tentunya punya alasan kenapa sampai IP-nya sedemikian rupa. Ya, masa semua mata kuliah nilainya D, pasi terjadi sesuatu selama satu semester itu. So, jangan menghakimi bahwa mereka adalah orang yang maaf bego. Pada akhirnya kejadian tersebut membuat mereka hanya boleh mengambil 15 SKS.
5. Kasta Terakhir : NOKOMEN (Nol Koma Men)
Sama seperti nama kastanya, saya NO COMMENT…..
Kegalauan tidak selesai sampai di sini, pengisian KRS menambah panjang rentang waktu galau mereka, setidaknya, sampai mereka mencetak KRS fix masing-masing. Tahapan KRS di kampusku cukup rumit.
Memilah jadwal
Sebelum memilih jadwal tentunya kita merencanakan mata kuliah apa saja yang akan kita ambil pada semester ini, menyusun strategi bisa dapat IP berapa dan punya kesibukan lain seberapa banyak, baru menentukan jadwal. Memilih jadwal adalah proses yang paling sulit dan paling membutuhkan kerja keras. Jadwal dari mata kuliah yang akan diambil di semester berikutnya akan menentukan seberapa padatnya kegiatanmu serta waktu luang yang kau miliki untuk melakukan aktivitas diluar kuliah (dan praktikum tentunya)
2. Mengisi KRS manual
KRS Manual di isi untuk mengetahui matakuliah apa saja yang diminati sekaligus uji krs untuk mengetahui minat terhadap kelas yang ditawarkan.
3. Online dengan sistem rebutan
Entah kenapa akhir-akhir ini ada seleningan “koneksi menentukan prestasi” seolah sedang booming. Koneksi anda menentukan anda dapat kelas mana dan anda bisa masuk di mana? Soalnya tiap kelas ada kuotanya, ya bagi yang out of kuota, maaf-maaf saja ya, harus mengevaluasi jadwalnya lagi supaya tidak bertabrakan dengan kelas yang lain.
4. Revisi Jadwal dan KRS karena jadwal bentrok
Yup, bagi mahasiswa dengan koneksi lambat (alias gagal kuota) terbaksa mengatur ulang jadwal dan sialnya kalau jadwal barunya saling bentrok maka harus mengatur jadwal lainnya #ngepas-ngepasin biar enggak bentrok dan butuh waktu lama buat menyusun ulan jadwal baru.
5. Galau Ngisi KRS lagi
Sebenarnya mau galau atau tidak itu pilihan. Ya go on with ur KRS jangan dibikin ribet. Kalo emang bisa ambil yang lain mah ambil aja, toh tidak menggangu kuliah dan kegiatan yang lain bukan? Sebenarnya kondisi ini akan wajar-wajar saja kalau saja dalam mengambil jadwal temen-temen tidak melihat siapa dosennya atau parameter konyol lain selain jadwal kuliah. Kembali lagi, tugasnya akademik itu gak hanya bikin jadwal dan ngurusin kalian (meski emang ada juga yang jobdesknya gak jelas sin #IMHO) tapi ya strategi pribadi lebih menentukan, konyol juga menyelesaikan masalah ratusan kepala dengan satu cara hehehehe.
Buat aku, semua bisa diselesaikan dengan santai dan berpikir positif, nilai memang tolok ukur tapi bukan segalanya kok, hehhehe. Aku bukan anggota satu kasta, IP juga lumayan variatif dari kasta empat sampai kasta dua hehe, yang namanya ilmu tu ga ada batasnya selama mencari. So, Masih galau ngurusin KRS? Selesaikan masalahmu dengan caramu, hidupmu kau tuannya.
Comments
Post a Comment